Sekolah Tinggi Ilmu Beruk memang bukan nama yang lazim di telinga banyak orang. Namun, sejarah dan visi dari lembaga pendidikan yang unik ini patut untuk diselidiki lebih jauh. Mari kita menelusuri sejarah dan visi Sekolah Tinggi Ilmu Beruk di Indonesia.
Sejarah dari Sekolah Tinggi Ilmu Beruk ternyata cukup menarik. Didirikan pada tahun 1990 oleh seorang ahli primatologi terkemuka, Prof. Dr. Budi Wibowo, STIB merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang fokus pada studi tentang beruk. Menurut Prof. Budi, visi dari pendirian STIB adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan terhadap satwa ini.
Menurut Dr. Andi Pratama, seorang pakar biologi hewan dari Universitas Indonesia, keberadaan STIB sangat penting dalam upaya konservasi beruk di Indonesia. “Beruk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem hutan tropis. Dengan adanya STIB, diharapkan akan lahir generasi-generasi ahli yang peduli dan mampu menjaga keberlangsungan populasi beruk di alam liar,” ujar Dr. Andi.
Meskipun belum begitu populer, STIB telah melahirkan banyak lulusan yang sukses dalam berbagai bidang terkait primatologi. Dr. Lina Kusuma, seorang alumna STIB yang kini menjadi peneliti senior di Balai Konservasi Primata, mengatakan bahwa ilmu yang didapat di STIB sangat bermanfaat dalam pekerjaannya. “Saya belajar banyak hal tentang perilaku beruk dan cara-cara untuk melindungi mereka selama kuliah di STIB. Hal ini sangat membantu saya dalam menjalankan tugas konservasi primata di lapangan,” ujar Dr. Lina.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya konservasi satwa liar di Indonesia, STIB diharapkan akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya pelestarian beruk. Sejarah dan visi dari Sekolah Tinggi Ilmu Beruk memang menarik untuk diikuti, dan kita semua berharap agar lembaga ini terus berjaya dalam misinya untuk melindungi harta karun alam Indonesia.